Jumat, 04 Maret 2016

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, TUJUAN KEWIRAUSAHAAN

PENGERTIAN, RUANG  LINGKUP, TUJUAN KEWIRAUSAHAAN

A.    Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan berbagai aktivitas sebagai berikut. Seorang atau sekelompok orang mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli sejumlah barang, kemudian barang tersebut dipajang disuatu lokasi tertentu untuk dijual kembali kepada konsumennya. Atau seseorang sejumlah barang, kemudian di olah atau diproses kemudian disajikan dalam bentuk makanan disuatu lokasi untuk di nikmati oleh konsumennya. Atau seseorang membeli berbagai bahan baku, diolah dan diproses menjadi barang tertentu kemudian diperjualbelikan ke berbagai  daerah yang membutuhkannya. Atau seseorang membuka suatu usaha jasa, dan menunggu kedatangan konsumen yang membutuhkan pelayanan dengan belas jasa tertentu. Kemudian, pada sore hari atau suatu waktu atau periode tertentu mereka mulai menghitung jumlah uang yang telah dikeluarkan dan jumlah uang yang masuk. Dari perhitungan ini ada kelebihan dan ada kekurangan. Jika uang yang masuk lebih besar daripada yang keluar, mereka menyebutnya sebagai keuntungan. Namun jika yang terjadi sebaliknya, mereka menyebutnya sebagai kerugian.[1]
Jika kita perhatikan, kegiatan keseharian mereka tampaknya sederhana. Namun, jika lihat lebih teliti lagi, ternyata mereka begitu pandai mengatur waktu, memilih bahan atau barang yang akan dijual. Mereka pandai mengolah, mengemas, sampai menciptakan produk yang dapat diterima masyarakat. Mereka pandai membaca keingginan, kebutuhan, dan selera konsumennya. Merekapun pandai menentukan komposisi produk, jumlah, dan jenis biaya yang akan dikeluarkan. Mereka juga pandai dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh pelangganan (harga jual) sehingga menghasilkan keuntungan. Mereka pun pandai melayani konsumennya sehingga merasa nyaman dan melakukan transaksi secara terus-menerus.

B.     Kewirausahaan
1.      Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004;1)[2]
Secara sederhana arti wirausahaan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa factor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Ini lah yang disebut dengan jiwa wirausaha.  [3]
Tidak sedikit pengertian mengenai kewirausahaan yang saat ini muncul seiring dengan perkembangan ekonomi dengan semakin meluasnya bidang dan garapan.
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikn dn mengelola usah secara professional.hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai  pertimangan, seperti minat, modal, kemampua, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman yang dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan. Seorang wirausahaan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahaan adalah bisnis. Bahkan, mimpi seoarng pebinis sudah merpakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisni-bisnis baru. Kegiatan wirausaha dapat dikelola sendiri atau dikelola orang lain. Dikelola sendiri artinya si pengusaha memiliki modal uang dan kemampuan langsung terjun mengelola usahanya. Semetara itu, jika dikelola orang lain, adalah si pengusaha cukup menyetor sejumlah ung dan pengelolahan usahanya diserahkan keopada pihak lain. Itu berarti, dalam wirausaha, seseorang dapat emnyetor sejumlah uang kemudian dikelola orang lain atau sesorang menjadi donator sekaligus pengelohannya, atau dapat pula dana yang disetor menjadi bukti  kepemilikan dalam bentuk tenaga yang dikonversikan kedalam bentuk saham dengan jumlah tertentu.[4]
Wirausaha dapat dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian kata lain, seseorang baik secar pribadi maupun bergabung dengan orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara pribadi artinya membuka perusahaan dengan inisiatif dan modal seorang diri. Sementara itu, berkelompok adalah secara bersama-sama dua orang atau lebihdengan cara masing-masing menyetor modal dalam bentuk uang atau keahliannya.
Jenis usaha yang dijalankan dapat bersifat komersial dan sosial atau kedua-duanya komersial artinya usaha yang dijalankan memang diarahkan untuk menberi keuntungan semata. Sementara itu usaha yang bersifat sosial lebih menekaakan pada pelayanan masyarakat. Namun, dalam praktinya sengat jarang ditemui usaha yang hanya melakukan kegiatan sosial. Kebanyakan perusahan yang bersifat sosial selalu diiringi dengan kegiatan bisnis meskipun kecil. Hal ini penting agar lembga sosila itu dapat hidup mandiri dan tidak selalu tergantung pada sumbangan diri masyarakat dalam membiayai operasinya. 
Ada beberapa hal penting agar lembaga sosial kewirahusaan dapat hidup mandiri dan tidak selalu tergantung pada sumbangan dari masyarakat dalam membiayai oprasinya. Jadi,untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:
1)      Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
2)      Menyetor modal dan pengelolaan ditangani ole pihak mitra
3)      Hanya menyerakan tenaga umum dikonfersikan kedalam bentuk saham sebagi bukti kepemilikan usaha
Memiliki modal (dana atau uang ) sekaligus mengelola berarti si pengusaha mengeluarkan modal sendiri untuk memulai dan menjalankan aktivitas usahanya. Pengelolaannya pun dilakukan oleh pengusaha itu sendiri. Pengusaha seperti ini merupakan pemilik modal tunggal sekaligus pengelola atau manajemennya dipegang seorang diri.
Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra, berarti si pengusaha hanya menyetor sejumlah modal(uang) kepada mitranya. Kemudian modal tersebut dikonversikan ke dalam sejumlah saham sebagai bukti kepemilikan usaha. Manajemen untuk menjalankan usahanya diserahkan kepada pihak lain. Usaha seperti ini biasanya dapat dimiliki oleh beberapa orang. [5]
Menyerahkan tenaga, artinya pengusaha tersebut hanya menyumbangkan tenaga atau keahliannya sebagai modal . Namun, keahliannya dalam mengelola usaha dikonversi ke dalam jumlah saham. Dalam kasus ini kepemilikan usaha dibagi dua yaitu mereka yang memiliki uang dan yang memiliki keahlian. Usaha jenis ini dijalankan dan dimiliki oleh lebih dari satu orang.
Ada beberapa pendapat dari para ilmuan antaranya yaitu:[6]
a.       Menurut Hisrich-Peters (1998;10) kewirausahaan diartikan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dean kepuasaan serta kebebasan pribadi.
b.      Drucker (1994; 28) menyatakan bahwa kewirausahaan lebih merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang mempunyai kemampuan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha nyata dan dapat dikembangkannya dengan tangguh. Oleh karena itu, dengan mengacu pada orang yang melaksanakan proses gagasan, memadukan sumber daya menjadi realitas, muncul apa yang dinamakan wirausaha (Entrepreneur).
c.       Yuyun Wirasamita, (2003;255),  menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausahaan merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengerakan dan memanfaatkan sumber daya lainnya seperti sumber daya alam, modal, dan teknologi, sehingga dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja, penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat.
d.      Menurut coulter (2000;3), kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciftaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif.
e.       Ropke (2004;71), menyataan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciftaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
f.       Machfoedz (2004;1) berpandangan bahwa wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha. Wirausaha merupakan inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya, kecakapan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
g.      Kao (1997; 13) mendefinisikan wirausaha dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha.
h.      Dun Steinhoff dan Jhon F. Burgess (1993: 35) wiausaha merupakan yang mengorganisasi, mengelola, dan berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
i.        Meredith (2005;14), menyatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempata usaha menngumpulkan serta sumber daya yang dibutuhkan guna engambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.
j.        Totok S. Wiryasaputra (2004:16),wirahusaha adalah orang yang ingin bebas,merdeka,mengatur kehidupanya sendiri,dan tidak  tergantung belas kasihan orang lain.mereka ingin menghasilkan uang sendiri,uang didapatkan dari kekuatan dan usahanya sendiri.[7]
Dari analisa pengertian kewirausahan secara umum maupun yang dikemukakan oleh para ahli. Penulis  mengistilahkan wirausaha adalah suatu proses yang menciptakan atau menekankan suatu hal yang baru dan berani mengambil resiko. Dengan demikian bahwa kewirausahaaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik,serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko,kreativitas, dan inovasi,serta kemampuan manajemen.
Istilah kewirausahaan yang berasal dari entereneur (bahasa perancis) yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between. Perkembangan teori dan istilah entrepreneur adalah sebagai berikut:[8]
1)      Asal kata entrepeneur dari bahasa perancis beraarti between taker atau go-between
2)      Abad pertengahan:berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar.
3)      Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintahan dengan menggunakan fixed price.
4)      Tahun1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung resiko yang berbeda dengan orang memberi modal.
5)      Tahun 1797, Bedeau menyatakan kewirausahaan sebagao orang yang menanggung resiko, yang merencanakan, supervisi, mengorganisasikan dan memiliki.
C.    Ruang Lingkup Kewirausahaan
Ada beberapa ruang lingkup kewirausahaan yang bergerak dalam bisnis.
1.      Lapangan Agraris : Pertanian,Perkebunan dan kehutanan
2.       Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan
3.       Lapangan peternakan
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui
4.      Lapangan perindustrian dan kerajinan
1) Industri besar
2) Industri menengah
3) Industri kecil
4) Pengrajin
a.       Pengolahan hasil pertanian
b.       Pengolahan hasil perkebunan
c.        Pengolahan hasil perikanan
d.       Pengolahan hasil peternakan
e.        Pengolahan hasil kehutanan
5.      Lapangan pertambangan dan energy
a.       Lapangan perdagangan
1)      Sebagai pedagang besar
2)      . Sebagai pedagang menengah
3)      Sebagai pedagang kecil
b.      Lapangan pemberi jasa
a.       Sebagai pedagang perantara
b.      Sebagai pemberi kredit atau perbankan
c.       Sebagai pengusaha angkutan
d.      Sebagai pengusaha hotel dan restoran
e.       Sebagai pengusaha biro jasa travel pariwisata
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas berbagai macam ruang lingkup kewirausahaan seperti yang bergerak dalam bisnis, yaitu dalam lapangan agraris, perikanan, peternakan, perindustrian/kerajinan dan pertambangan.
D.    Tujuan Kewirausahaan
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan:[9]
1.      Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakbaran dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akarab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan , dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
2.      Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati, kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang lain berarti membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita.  Jika pelayanan merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
3.      Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.
4.      Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah merasakan produk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan, pelanggan lama dapat mempertahankan karena mereka sudah mereka puas atas layanan yang diberikan.
5.      Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dala sasana akrab. Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrabpun dapat terwujud.
1.      Sikap dan Perilaku Wirausaha
Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalm etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service, sales, teller, dan satpam dahurus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandag bulu.[10]
Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut:
1.      Jujur dalam bertindak dan bersikap
Sikap jujur merupakan modal utama seorang karyawan dalam melayani pelaanggan.
2.      Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntut untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dan melayani pelanggan. Disamping itu, karyawan juga dituntut cekatan dalam bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal yang paling penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawaan.
3.      Selalu murah senyum
Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawaan harus selalu murah senyum. Jangan sekali-kali bersikaf murung atau cembrut. Dengan senyum kita mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau perusahaan kita. Pelanggan biasanya akan tersanjungnn dengan senyuma yang ditunjukan oleh karyawaan.
4.      Lemah lembut dan ramah-ramah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-ramah. Sikap seperti ini dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan.
5.      Sopan santun dan hormat
Dalam memberikan pelayanan kepada pelaggan hendaknya selalu bersikap sopan dan hormat. Dengan demikia, pelanggan akan menghormati pelayanan yang diberikan karyawaan tersebut.
6.      Selalu ceri dan pandai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukan dapat memecahkan kekakuan yang ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabakan pelanggan merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar.
7.      Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawaan harus dapat memberikan pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan  dan selalu ada jalan keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselsesaikan asalkan mengikuti peraturan yang berlaku. Karyawaan juga diharapkan bisa suka menolong pelanggan yang mengalami kesulitan samapi menemui jalan keluarnya.
8.      Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawaan harus serius dan sungguh-sungguh. Karyawaan harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau yang suka ngeyel. Selai serius, karyawaan juga mampu bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan.
9.      Rasa miliki perusahaan yang tinggi
Seorang karyawaan harus mersa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawaan untuk melayani pelanggan. Disamping itu, karyawaan juga memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan.


2.      Ciri-ciri kewirausahaan yang berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keingginan pengusaha. Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhiirnya banghkrut. Namun, banyaj juga kewirausahaan yang berhasil untuk beberapa generasi. Bahkan, banyak pengusaha yang semula hidup sederhana menjadi sukses dengan ketekunannya. Keberhasilan atas usaha yang dijalankan memang merupakan harapan usaha.[11]
Berikut ini beberapa ciri kewirausahaan yang dikatakan berhasil:[12]
1.      Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang ditujuh sehingga dapat diketahuin apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2.      Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu yangb terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3.      Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik dari pada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasaan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievalusi dan harus lebih baik  dibanding sebelumnya.
4.      Berani mengambil resiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5.      Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang disitu ia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6.      Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7.      Komitmen kepada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan.
8.      Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan antara lain kepada pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Demikianlah beberapa ciri orang yang berjiwa kewirausahaan. Apabila jiwa itu  dapat diterapkan pada diri kita secara baik dan benar, suatu saat kita pasti bisa menjadi seorang wirausaha yang sukses.
3.      Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha[13]
Keuntungan menjadi wirausaha
1)      Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2)      Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh
3)      Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
4)      Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit
5)      Terbuka kesempatan untuk menjadi bos

 Kelemahan menjadi wirausaha
1)      Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko
2)      Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang
3)      Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil sebab dia harus berhemat
4)      Tanggung jawabnya sangat besar, bnayak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
4.      Berbagai Macam Tipe Wirausaha
Dari pengamatan perilaku usaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha, yaitu:
1.      Wirausaha yang memiliki inisiatif
2.      Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
3.      Yang menerima resiko atau kegagalan

Mereka yang dapat dikatakan entrepreneur di antaranya disebut sebagai:[14]
a.       Pedagang
b.      Saudagar
c.       Pengusaha
d.      Konsultan
e.       Businessman
f.       Industrialis
g.      Kontraktor
h.      Pialang (broker)
i.        Pengusaha waralaba
j.        Investor dan lain-lain



E.     Kesimpulan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004;1)
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan.


















DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, Kewirausahaan. Bandung: PT Alfabeta, 2013

Astamoen , Moko P, Enterpreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta, 2013

Kasmir, Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers, Grafindo Persada, 2009

Kasmir, Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2013

Suryana ,Yuyus, Kewirausahan. Jakarta: Kencana,2010


[1] Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009) hlm. 15
[2]  Yuyus Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Kencana, 2011 ) hlm. 24-25
[3]  Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009) hlm. 16
[4] Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009) hlm. 18
[5] Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009) hlm. 19
[6] Yuyus Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Kencana, 2011 ) hlm. 24-26
[7] Yuyus Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Kencana, 2011 ) hlm. 28
[8] Buckhari Alma, Kiwirausahaan,( Bandung: Alfabeta, 2013)  hlm. 22
[9] Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009)  hlm. 23
[10] Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009)  hlm. 24
[11] Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009)  hlm. 27

[13] Buckhari Alma, Kiwirausahaan,( Bandung: Alfabeta, 2013)  hlm. 4
[14] Ir.H. Moko P. Astamoen, Enterpreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia    (Bandung: Alfabeta, 2013)  hlm. 49