PENGERTIAN,
RUANG LINGKUP, TUJUAN KEWIRAUSAHAAN
A.
Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari kita menyaksikan berbagai aktivitas sebagai berikut.
Seorang atau sekelompok orang mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli sejumlah
barang, kemudian barang tersebut dipajang disuatu lokasi tertentu untuk dijual
kembali kepada konsumennya. Atau seseorang sejumlah barang, kemudian di olah
atau diproses kemudian disajikan dalam bentuk makanan disuatu lokasi untuk di
nikmati oleh konsumennya. Atau seseorang membeli berbagai bahan baku, diolah
dan diproses menjadi barang tertentu kemudian diperjualbelikan ke berbagai daerah yang membutuhkannya. Atau seseorang
membuka suatu usaha jasa, dan menunggu kedatangan konsumen yang membutuhkan
pelayanan dengan belas jasa tertentu. Kemudian, pada sore hari atau suatu waktu
atau periode tertentu mereka mulai menghitung jumlah uang yang telah
dikeluarkan dan jumlah uang yang masuk. Dari perhitungan ini ada kelebihan dan
ada kekurangan. Jika uang yang masuk lebih besar daripada yang keluar, mereka
menyebutnya sebagai keuntungan. Namun jika yang terjadi sebaliknya, mereka
menyebutnya sebagai kerugian.[1]
Jika kita
perhatikan, kegiatan keseharian mereka tampaknya sederhana. Namun, jika lihat
lebih teliti lagi, ternyata mereka begitu pandai mengatur waktu, memilih bahan
atau barang yang akan dijual. Mereka pandai mengolah, mengemas, sampai menciptakan
produk yang dapat diterima masyarakat. Mereka pandai membaca keingginan,
kebutuhan, dan selera konsumennya. Merekapun pandai menentukan komposisi
produk, jumlah, dan jenis biaya yang akan dikeluarkan. Mereka juga pandai dalam
menentukan harga yang harus dibayar oleh pelangganan (harga jual) sehingga
menghasilkan keuntungan. Mereka pun pandai melayani konsumennya sehingga merasa
nyaman dan melakukan transaksi secara terus-menerus.
B.
Kewirausahaan
1.
Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari
entrepreneurship dalam bahasa
inggris. Kata entrepreneurship
sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola
usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755).
Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803)
untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis
dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang lebih tinggi serta
menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004;1)[2]
Secara sederhana arti wirausahaan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau
berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari,
memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.
Risiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa factor
kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian yang bakal dihadapi,
semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi
selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan.
Ini lah yang disebut dengan jiwa wirausaha. [3]
Tidak sedikit pengertian mengenai kewirausahaan yang saat ini muncul seiring
dengan perkembangan ekonomi dengan semakin meluasnya bidang dan garapan.
Jiwa kewirausahaan
mendorong minat seseorang untuk mendirikn dn mengelola usah secara
professional.hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan
perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang
usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha.
Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimangan, seperti minat, modal, kemampua,
dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang
dapat menimba pengalaman yang dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah
seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan. Seorang
wirausahaan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan
dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahaan adalah
bisnis. Bahkan, mimpi seoarng pebinis sudah merpakan ide untuk berkreasi dalam
menemukan dan menciptakan bisni-bisnis baru. Kegiatan wirausaha dapat dikelola
sendiri atau dikelola orang lain. Dikelola sendiri artinya si pengusaha
memiliki modal uang dan kemampuan langsung terjun mengelola usahanya. Semetara
itu, jika dikelola orang lain, adalah si pengusaha cukup menyetor sejumlah ung
dan pengelolahan usahanya diserahkan keopada pihak lain. Itu berarti, dalam
wirausaha, seseorang dapat emnyetor sejumlah uang kemudian dikelola orang lain
atau sesorang menjadi donator sekaligus pengelohannya, atau dapat pula dana yang
disetor menjadi bukti kepemilikan dalam
bentuk tenaga yang dikonversikan kedalam bentuk saham dengan jumlah tertentu.[4]
Wirausaha dapat
dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian kata lain,
seseorang baik secar pribadi maupun bergabung dengan orang lain dapat
menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara pribadi artinya membuka
perusahaan dengan inisiatif dan modal seorang diri. Sementara itu, berkelompok
adalah secara bersama-sama dua orang atau lebihdengan cara masing-masing
menyetor modal dalam bentuk uang atau keahliannya.
Jenis usaha yang
dijalankan dapat bersifat komersial dan sosial atau kedua-duanya komersial
artinya usaha yang dijalankan memang diarahkan untuk menberi keuntungan semata.
Sementara itu usaha yang bersifat sosial lebih menekaakan pada pelayanan
masyarakat. Namun, dalam praktinya sengat jarang ditemui usaha yang hanya
melakukan kegiatan sosial. Kebanyakan perusahan yang bersifat sosial selalu
diiringi dengan kegiatan bisnis meskipun kecil. Hal ini penting agar lembga
sosila itu dapat hidup mandiri dan tidak selalu tergantung pada sumbangan diri
masyarakat dalam membiayai operasinya.
Ada beberapa hal
penting agar lembaga sosial kewirahusaan dapat hidup mandiri dan tidak selalu
tergantung pada sumbangan dari masyarakat dalam membiayai oprasinya. Jadi,untuk
berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:
1)
Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
2)
Menyetor modal dan pengelolaan ditangani ole pihak mitra
3)
Hanya menyerakan tenaga umum dikonfersikan kedalam bentuk saham sebagi
bukti kepemilikan usaha
Memiliki modal (dana
atau uang ) sekaligus mengelola berarti si pengusaha mengeluarkan modal sendiri
untuk memulai dan menjalankan aktivitas usahanya. Pengelolaannya pun dilakukan oleh
pengusaha itu sendiri. Pengusaha seperti ini merupakan pemilik modal tunggal
sekaligus pengelola atau manajemennya dipegang seorang diri.
Menyetor modal dan
pengelolaan ditangani oleh pihak mitra, berarti si pengusaha hanya menyetor
sejumlah modal(uang) kepada mitranya. Kemudian modal tersebut dikonversikan ke
dalam sejumlah saham sebagai bukti kepemilikan usaha. Manajemen untuk
menjalankan usahanya diserahkan kepada pihak lain. Usaha seperti ini biasanya
dapat dimiliki oleh beberapa orang. [5]
Menyerahkan tenaga,
artinya pengusaha tersebut hanya menyumbangkan tenaga atau keahliannya sebagai
modal . Namun, keahliannya dalam mengelola usaha dikonversi ke dalam jumlah
saham. Dalam kasus ini kepemilikan usaha dibagi dua yaitu mereka yang memiliki
uang dan yang memiliki keahlian. Usaha jenis ini dijalankan dan dimiliki oleh
lebih dari satu orang.
Ada beberapa pendapat dari para ilmuan antaranya yaitu:[6]
a.
Menurut Hisrich-Peters (1998;10) kewirausahaan diartikan adalah proses
menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai
modal dan resiko serta menerima balas jasa dean kepuasaan serta kebebasan pribadi.
b.
Drucker (1994; 28) menyatakan bahwa kewirausahaan lebih merujuk pada
sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang mempunyai kemampuan
keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha nyata dan dapat
dikembangkannya dengan tangguh. Oleh karena itu, dengan mengacu pada orang yang
melaksanakan proses gagasan, memadukan sumber daya menjadi realitas, muncul apa
yang dinamakan wirausaha (Entrepreneur).
c.
Yuyun Wirasamita, (2003;255), menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausahaan
merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengerakan dan memanfaatkan sumber
daya lainnya seperti sumber daya alam, modal, dan teknologi, sehingga dapat
menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja,
penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat.
d.
Menurut coulter (2000;3), kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses,
pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada
pemerolehan keuntungan, penciftaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru
yang unik dan inovatif.
e.
Ropke (2004;71), menyataan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciftaan
sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang
telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan
nilai tambah bagi masyarakat.
f.
Machfoedz (2004;1) berpandangan bahwa wirausaha adalah orang yang bertanggung
jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha. Wirausaha
merupakan inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide
yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan
upaya, waktu, biaya, kecakapan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
g.
Kao (1997; 13) mendefinisikan wirausaha dengan menekankan pada aspek
kebebasan berusaha.
h.
Dun Steinhoff dan Jhon F. Burgess (1993: 35) wiausaha merupakan yang
mengorganisasi, mengelola, dan berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha.
i.
Meredith (2005;14), menyatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempata usaha menngumpulkan serta
sumber daya yang dibutuhkan guna engambil keuntungan dari padanya dan mengambil
tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.
j.
Totok S. Wiryasaputra (2004:16),wirahusaha adalah orang yang ingin
bebas,merdeka,mengatur kehidupanya sendiri,dan tidak tergantung belas kasihan orang lain.mereka
ingin menghasilkan uang sendiri,uang didapatkan dari kekuatan dan usahanya
sendiri.[7]
Dari analisa
pengertian kewirausahan secara umum maupun yang dikemukakan oleh para ahli. Penulis mengistilahkan wirausaha adalah suatu proses
yang menciptakan atau menekankan suatu hal yang baru dan berani mengambil
resiko. Dengan demikian bahwa kewirausahaaan merupakan semangat perilaku dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan positif terhadap peluang memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak
dan lebih baik,serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil
resiko,kreativitas, dan inovasi,serta kemampuan manajemen.
Istilah
kewirausahaan yang berasal dari entereneur (bahasa perancis) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dengan arti between
taker atau go-between. Perkembangan teori dan istilah entrepreneur adalah
sebagai berikut:[8]
1)
Asal kata entrepeneur dari bahasa perancis beraarti between taker atau
go-between
2)
Abad pertengahan:berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam
proyek produksi berskala besar.
3)
Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam
mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintahan dengan menggunakan fixed price.
4)
Tahun1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang
menanggung resiko yang berbeda dengan orang memberi modal.
5)
Tahun 1797, Bedeau menyatakan kewirausahaan sebagao orang yang menanggung
resiko, yang merencanakan, supervisi, mengorganisasikan dan memiliki.
C. Ruang Lingkup Kewirausahaan
Ada beberapa ruang lingkup
kewirausahaan yang bergerak dalam
bisnis.
1.
Lapangan Agraris
: Pertanian,Perkebunan dan kehutanan
2.
Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan
3.
Lapangan peternakan
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui
4.
Lapangan
perindustrian dan kerajinan
1) Industri besar
2) Industri menengah
3) Industri kecil
4) Pengrajin
1) Industri besar
2) Industri menengah
3) Industri kecil
4) Pengrajin
a.
Pengolahan
hasil pertanian
b.
Pengolahan
hasil perkebunan
c.
Pengolahan
hasil perikanan
d.
Pengolahan
hasil peternakan
e.
Pengolahan
hasil kehutanan
5.
Lapangan
pertambangan dan energy
a.
Lapangan
perdagangan
1)
Sebagai
pedagang besar
2)
. Sebagai
pedagang menengah
3)
Sebagai
pedagang kecil
b.
Lapangan
pemberi jasa
a.
Sebagai
pedagang perantara
b.
Sebagai
pemberi kredit atau perbankan
c.
Sebagai
pengusaha angkutan
d.
Sebagai
pengusaha hotel dan restoran
e.
Sebagai
pengusaha biro jasa travel pariwisata
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas berbagai macam ruang
lingkup kewirausahaan seperti yang bergerak dalam
bisnis, yaitu dalam lapangan agraris, perikanan, peternakan,
perindustrian/kerajinan dan pertambangan.
D. Tujuan Kewirausahaan
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap
berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus
sejalan dengan tujuan perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu
ingin dicapai oleh perusahaan:[9]
1.
Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakbaran dengan karyawan, pelanggan atau
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akarab akan berubah menjadi
persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan , dan
masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
2.
Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang lain berarti
membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita. Jika pelayanan merasa senang dan puas atas
pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu
waktu.
3.
Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang
seorang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara
dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya
adalah melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.
4.
Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari
pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan
lebih mudah karena mereka sudah merasakan produk atau layanan yang kita
berikan. Artinya, mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan
etika seluruh karyawan, pelanggan lama dapat mempertahankan karena mereka sudah
mereka puas atas layanan yang diberikan.
5.
Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dala sasana akrab.
Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrabpun dapat terwujud.
1. Sikap dan Perilaku
Wirausaha
Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh
karyawannya merupakan bagian penting dalm etika wirausaha. Oleh karena itu,
dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan
seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service, sales, teller, dan
satpam dahurus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku
menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus
diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandag bulu.[10]
Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan
oleh pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut:
1.
Jujur dalam bertindak dan bersikap
Sikap jujur merupakan modal utama seorang karyawan dalam melayani
pelaanggan.
2.
Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntut untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja
terutama dan melayani pelanggan. Disamping itu, karyawan juga dituntut cekatan
dalam bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa.
Hal yang paling penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawaan.
3.
Selalu murah senyum
Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawaan harus selalu
murah senyum. Jangan sekali-kali bersikaf murung atau cembrut. Dengan senyum
kita mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau perusahaan
kita. Pelanggan biasanya akan tersanjungnn dengan senyuma yang ditunjukan oleh
karyawaan.
4.
Lemah lembut dan ramah-ramah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-ramah. Sikap
seperti ini dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan
dengan perusahaan.
5.
Sopan santun dan hormat
Dalam memberikan pelayanan kepada pelaggan hendaknya selalu bersikap
sopan dan hormat. Dengan demikia, pelanggan akan menghormati pelayanan yang
diberikan karyawaan tersebut.
6.
Selalu ceri dan pandai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukan dapat memecahkan kekakuan yang ada.
Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabakan pelanggan merasa
cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan
lancar.
7.
Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawaan harus dapat memberikan pengertian
dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada jalan keluarnya dengan cara
yang fleksibel. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselsesaikan asalkan
mengikuti peraturan yang berlaku. Karyawaan juga diharapkan bisa suka menolong
pelanggan yang mengalami kesulitan samapi menemui jalan keluarnya.
8.
Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawaan harus serius dan sungguh-sungguh.
Karyawaan harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau
yang suka ngeyel. Selai serius,
karyawaan juga mampu bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan.
9.
Rasa miliki perusahaan yang tinggi
Seorang karyawaan harus mersa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri.
Rasa memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawaan untuk melayani
pelanggan. Disamping itu, karyawaan juga memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan
setia terhadap perusahaan.
2.
Ciri-ciri kewirausahaan yang berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan
keingginan pengusaha. Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan
akhiirnya banghkrut. Namun, banyaj juga kewirausahaan yang berhasil untuk
beberapa generasi. Bahkan, banyak pengusaha yang semula hidup sederhana menjadi
sukses dengan ketekunannya. Keberhasilan atas usaha yang dijalankan memang
merupakan harapan usaha.[11]
Berikut ini beberapa ciri kewirausahaan yang dikatakan berhasil:[12]
1.
Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak
kemana langkah dan arah yang ditujuh sehingga dapat diketahuin apa yang akan
dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2.
Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu yangb terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3.
Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik dari pada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasaan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu
segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievalusi dan harus lebih
baik dibanding sebelumnya.
4.
Berani mengambil resiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapan pun dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun
waktu.
5.
Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang disitu ia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur
waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru
selalu mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata sulit
dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6.
Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya
pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7.
Komitmen kepada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban
untuk segera ditepati dan direalisasikan.
8.
Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan
baik yang perlu dijalankan antara lain kepada pelanggan, pemerintah, pemasok,
serta masyarakat luas.
Demikianlah beberapa
ciri orang yang berjiwa kewirausahaan. Apabila jiwa itu dapat diterapkan pada diri kita secara baik
dan benar, suatu saat kita pasti bisa menjadi seorang wirausaha yang sukses.
Keuntungan menjadi wirausaha
1)
Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2)
Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang
secara penuh
3)
Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
4)
Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit
5)
Terbuka kesempatan untuk menjadi bos
Kelemahan menjadi wirausaha
1) Memperoleh
pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko
2) Bekerja keras dan
waktu/jam kerjanya panjang
3) Kualitas
kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil sebab dia harus berhemat
4) Tanggung jawabnya
sangat besar, bnayak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang
menguasai permasalahan yang dihadapinya.
4. Berbagai Macam
Tipe Wirausaha
Dari pengamatan perilaku usaha maka dapat dikemukakan tiga tipe
wirausaha, yaitu:
1.
Wirausaha yang memiliki inisiatif
2.
Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk
menghasilkan sesuatu
3.
Yang menerima resiko atau kegagalan
Mereka yang dapat
dikatakan entrepreneur di antaranya disebut sebagai:[14]
a. Pedagang
b. Saudagar
c. Pengusaha
d. Konsultan
e. Businessman
f. Industrialis
g. Kontraktor
h. Pialang (broker)
i.
Pengusaha waralaba
j.
Investor dan lain-lain
E.
Kesimpulan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari
entrepreneurship dalam bahasa
inggris. Kata entrepreneurship
sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola
usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755).
Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803)
untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis
dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang lebih tinggi serta
menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004;1)
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap
berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus
sejalan dengan tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, Kewirausahaan. Bandung: PT Alfabeta, 2013
Astamoen ,
Moko P, Enterpreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta, 2013
Kasmir, Kewirausahaan.
Jakarta: Rajawali Pers, Grafindo Persada, 2009
Kasmir,
Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Suryana ,Yuyus, Kewirausahan. Jakarta: Kencana,2010
[14] Ir.H. Moko P. Astamoen, Enterpreneurship dalam Perspektif
Kondisi Bangsa Indonesia (Bandung: Alfabeta, 2013) hlm. 49